Rangkuman Materi Zat dan Perubahannya Kelas 10 Kurikulum Merdeka

Berikut adalah beberapa topik penting yang termasuk dalam materi zat dan perubahannya kelas 10 kurikulum merdeka. Perubahan zat mengacu pada perubahan yang terjadi pada sifat dan komposisi zat yang mengakibatkan terbentuknya zat baru. Ada dua jenis perubahan zat utama: perubahan fisik dan perubahan kimia.

1. Perubahan Fisika

Perubahan Fisik Pada Daging Ayam
Perubahan Fisik Pada Daging Ayam Image via thewoodenskillet.com

Perubahan fisik melibatkan perubahan pada sifat fisik zat tanpa mengubah komposisi kimianya. Contohnya:

  1. Perubahan Bentuk: Pemotongan, penggilingan, atau penghancuran benda-benda padat.
  2. Perubahan Agregat: Mencairnya es menjadi air atau menguapnya air menjadi uap air.
  3. Perubahan Ukuran: Menyusut atau mengembangnya benda akibat perubahan suhu.

2. Perubahan Kimia

Perubahan kimia, juga dikenal sebagai reaksi kimia, melibatkan perubahan komposisi kimia zat dan menghasilkan zat baru dengan sifat-sifat yang berbeda. Contohnya:

  1. Pembakaran: Ketika zat bereaksi dengan oksigen dan menghasilkan panas, cahaya, dan zat baru. Contohnya adalah pembakaran bahan bakar.
  2. Fermentasi: Proses biologis di mana mikroorganisme merubah zat menjadi zat lain, seperti fermentasi alkoholik dalam pembuatan alkohol.
  3. Reaksi Asam-Basa: Reaksi antara asam dan basa yang menghasilkan garam dan air.
  4. Reaksi Oksidasi-Reduksi: Reaksi di mana atom-atom mentransfer elektron, menghasilkan perubahan bilangan oksidasi dan zat baru.

Penting untuk dicatat bahwa perubahan kimia biasanya sulit diubah kembali menjadi bentuk awalnya dan biasanya melibatkan perubahan energi. Sementara perubahan fisik seringkali dapat diubah kembali tanpa menghasilkan zat baru.

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak contoh perubahan zat yang terjadi di sekitar kita. Misalnya, memasak makanan, membakar kayu di api, atau merubah air menjadi es adalah beberapa contoh perubahan zat yang bisa diamati.

3. Klasifikasi Materi

Materi atau zat dapat diklasifikasikan dalam beberapa kategori berdasarkan sifat dan karakteristiknya. Klasifikasi umum biasanya melibatkan pembagian menjadi zat murni dan campuran. Berikut adalah pengelompokan utama dalam klasifikasi materi:

A. Zat Murni (Pure Substances):

Zat murni adalah materi yang memiliki komposisi kimia yang seragam dan karakteristik tertentu yang konstan. Ini bisa dibagi menjadi dua jenis:

  1. Unsur (Elements): Zat murni yang terdiri dari atom-atom yang sama. Contohnya adalah oksigen (O), hidrogen (H), besi (Fe), dan lain-lain.
  2. Senyawa (Compounds): Zat murni yang terdiri dari dua atau lebih unsur yang diikat bersama dalam rasio tetap oleh ikatan kimia. Contohnya adalah air (H2O), garam dapur (NaCl), dan glukosa (C6H12O6).

B. Campuran (Mixtures)

Campuran adalah kombinasi dari dua atau lebih zat murni, yang dapat berupa campuran homogen atau heterogen.

  1. Campuran Homogen (Homogeneous Mixtures): Campuran di mana komponen-komponennya tercampur dengan merata sehingga tidak dapat dibedakan secara visual. Contoh termasuk larutan garam dalam air atau udara.
  2. Campuran Heterogen (Heterogeneous Mixtures): Campuran di mana komponen-komponennya tidak tercampur secara merata dan dapat dibedakan secara visual. Contoh termasuk campuran pasir dan kerikil atau salad sayuran.

Terdapat berbagai metode pemisahan yang digunakan untuk memisahkan campuran tergantung pada jenis campuran yang hendak dipisahkan. Pemisahan campuran adalah proses untuk memisahkan komponen-komponen yang terdapat dalam campuran berdasarkan perbedaan sifat-sifat fisik atau kimianya.  Berikut beberapa metode pemisahan yang umum digunakan:

  1. Penyaringan (Filtration). Metode ini digunakan untuk memisahkan padatan yang tidak larut dari cairan. Campuran tersebut dilewatkan melalui saringan, di mana padatan tertahan dan cairan mengalir keluar.
  2. Destilasi (Distillation). Destilasi adalah metode yang memanfaatkan perbedaan titik didih zat-zat dalam campuran cair. Dalam destilasi sederhana, campuran dipanaskan hingga salah satu komponen menguap dan kemudian uap tersebut dikondensasi kembali menjadi cairan dalam alat destilasi.
  3. Ekstraksi (Extraction). Metode ini digunakan untuk memisahkan zat tertentu dari campuran dengan memanfaatkan perbedaan kelarutannya dalam pelarut. Contohnya adalah ekstraksi minyak dari bahan alami menggunakan pelarut organik.
  4. Kromatografi (Chromatography). Kromatografi melibatkan pergerakan komponen-komponen campuran melalui medium yang berbeda daya serapnya. Ini memungkinkan pemisahan berdasarkan laju pergerakan dan daya serap masing-masing komponen.
  5. Sentrifugasi (Centrifugation). Sentrifugasi digunakan untuk memisahkan partikel-padatan dari cairan dengan memutar campuran dalam mesin sentrifuge. Ini bekerja berdasarkan perbedaan massa jenis dan berat jenis partikel.
  6. Kristalisasi (Crystallization). Metode ini melibatkan pembentukan kristal padatan dari pelarut cairannya. Kristal yang terbentuk biasanya lebih murni daripada campuran aslinya
  7. Saringan Penyaring (Sieving). Digunakan untuk memisahkan partikel-padatan padat berdasarkan ukurannya dengan membiarkannya melewati saringan dengan lubang tertentu.
  8. Pemisahan Magnetik (Magnetic Separation). Digunakan untuk memisahkan material yang bersifat magnetik dari material yang tidak bersifat magnetik dengan bantuan medan magnet.
  9. Elektroforesis (Electrophoresis). Metode ini digunakan untuk memisahkan molekul-molekul berdasarkan mobilitasnya dalam medan listrik.

Setiap metode pemisahan memiliki kegunaan khusus tergantung pada jenis campuran yang akan dipisahkan. Dalam beberapa kasus, campuran dapat memerlukan kombinasi beberapa metode pemisahan untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Selain klasifikasi berdasarkan komposisi, materi juga dapat dikelompokkan berdasarkan keadaan fisiknya:

  1. Padat (Solid): Materi dengan volume tetap dan bentuk yang tidak mudah berubah.
  2. Cair (Liquid): Materi dengan volume tetap namun bentuk yang dapat berubah sesuai dengan wadahnya.
  3. Gas (Gas): Materi yang tidak memiliki bentuk atau volume tetap, mengisi seluruh ruang yang tersedia.

Jika Anda memiliki pertanyaan lebih spesifik tentang klasifikasi materi atau ingin tahu lebih banyak tentang subkategori dalam klasifikasi ini, silakan tanyakan lebih lanjut!

4. Sifat Materi dan Pengukurannya

Satuan Internasional
Satuan Internasional Image via flinnsci.com

Sifat-sifat materi mengacu pada karakteristik fisik, kimia, dan termal dari zat atau materi. Pengukuran sifat-sifat ini penting dalam ilmu kimia, fisika, dan banyak disiplin ilmu lainnya karena membantu kita memahami dan mengkarakterisasi materi dengan lebih baik. Berikut beberapa contoh sifat materi dan cara pengukurannya:

  1. Massa. Massa adalah jumlah materi dalam suatu objek. Pengukuran massal umumnya dilakukan dengan menggunakan timbangan atau alat berat lainnya.
  2. Volume. Volume adalah ruang yang ditempati oleh suatu benda atau zat. Pengukuran volumetrik dapat dilakukan dengan menggunakan alat seperti gelas ukur, pipet, atau buret.
  3. Densitas. Densitas adalah massa per satuan volume dari suatu zat. Densitas dihitung dengan membagi massa zat dengan volumenya.
  4. Titik Leleh dan Titik Didih. Titik leleh adalah suhu di mana suatu zat padat berubah menjadi cair. Titik didih adalah suhu di mana suatu zat cair berubah menjadi gas. Metode pengukuran melibatkan penggunaan alat seperti termometer dan alat destilasi.
  5. Konduktivitas Termal. Konduktivitas termal mengukur kemampuan suatu zat untuk menghantarkan panas. Metode pengukuran melibatkan perangkat pengukuran termal.
  6. Konduktivitas Listrik. Konduktivitas listrik mengukur kemampuan suatu zat untuk menghantarkan arus listrik. Pengukuran konduktivitas listrik melibatkan perangkat pengukuran listrik.
  7. Kelarutan. Kelarutan adalah kemampuan suatu zat untuk larut dalam pelarut tertentu pada suhu dan tekanan tertentu. Pengukuran kelarutan dilakukan dengan melarutkan zat dalam pelarut dan mengamati sejauh mana zat tersebut larut.
  8. Keasaman atau pH. pH mengukur tingkat keasaman atau kebasaan suatu larutan. Skala pH berkisar dari 0 hingga 14, dengan 7 menunjukkan netral, di bawah 7 bersifat asam, dan di atas 7 bersifat basa. Pengukuran pH dilakukan dengan menggunakan alat pH meter atau indikator pH.
  9. Indeks Bias. Indeks bias mengukur seberapa besar cahaya bengkok saat melalui suatu medium. Ini adalah sifat optik yang penting dalam studi optik dan kristalografi.
  10. Kekerasan. Kekerasan mengukur resistensi suatu benda terhadap deformasi atau perubahan bentuk. Berbagai metode pengukuran dapat digunakan, seperti skala kekerasan Mohs untuk mineral atau pengukuran kekerasan material dengan alat pengukur kekerasan.

Penting untuk mengukur sifat-sifat materi dengan akurat dan konsisten karena ini memungkinkan kita memahami dan memanfaatkan materi dalam berbagai konteks, termasuk penelitian ilmiah, teknologi, industri, dan aplikasi sehari-hari.

5. Alat Ukur

Gambar Alat Ukur Termometer
Gambar Alat Ukur Termometer Image via png.pngtree.com

Alat ukur adalah perangkat atau instrumen yang digunakan untuk mengukur kuantitas atau sifat suatu objek atau substansi. Alat ukur sangat penting dalam berbagai bidang seperti ilmu pengetahuan, teknologi, industri, dan sehari-hari. Berikut beberapa contoh alat ukur yang umum digunakan:

  1. Termometer. Digunakan untuk mengukur suhu. Termometer dapat berbentuk termometer raksa, termometer digital, atau inframerah.
  2. Timbangan. Digunakan untuk mengukur massa suatu objek. Terdapat berbagai jenis timbangan, termasuk timbangan elektronik dan timbangan mekanis.
  3. Gelas Ukur. Digunakan untuk mengukur volume cairan dengan akurasi tertentu.
  4. Pipet dan Buret. Alat ini digunakan untuk mengukur dan mentransfer volume cairan dengan akurasi tinggi.
  5. Alat Ukur Panjang. Seperti mistar, penggaris, dan pengukur jarak laser untuk mengukur panjang atau jarak.
  6. Mikroskop. Digunakan untuk mengamati objek dalam skala mikroskopis.
  7. Spektrometer: Alat ini digunakan untuk menganalisis spektrum cahaya atau radiasi elektromagnetik.
  8. Amperemeter dan Voltmeter. Digunakan untuk mengukur arus listrik (amperemeter) dan tegangan listrik (voltmeter).
  9. pH Meter. Alat ini digunakan untuk mengukur tingkat keasaman atau kebasaan suatu larutan.
  10. Galvanometer. Alat ini digunakan untuk mendeteksi dan mengukur arus listrik kecil.
  11. Kronometer. Digunakan untuk mengukur waktu dengan akurasi tinggi.
  12. Alat Pengukur Kekerasan. Seperti alat pengukur kekerasan Vickers atau Rockwell untuk mengukur tingkat kekerasan suatu material.
  13. Sikrometer. Digunakan untuk mengukur kepadatan cairan.
  14. Altimeter. Digunakan untuk mengukur ketinggian di atas permukaan laut.
  15. Barometer. Alat ini digunakan untuk mengukur tekanan udara.
  16. Luminometer. Alat ini digunakan untuk mengukur intensitas cahaya.
  17. Salinometer. Digunakan untuk mengukur kadar garam dalam larutan.
  18. Lingkaran Theodolite. Alat ini digunakan dalam survei dan pemetaan untuk mengukur sudut horizontal dan vertikal.
  19. Kalorimeter. Digunakan untuk mengukur perubahan panas atau energi dalam reaksi kimia atau fisika.
  20. Radar dan Sonar. Digunakan untuk mengukur jarak atau kedalaman dengan memantulkan gelombang elektromagnetik (radar) atau suara (sonar).

Itu hanya beberapa contoh alat ukur yang digunakan dalam berbagai aplikasi. Alat ukur sangat beragam dan penting dalam membantu kita memahami dan memanfaatkan dunia di sekitar kita.

6. Bahan Berbahaya dan Beracun

Simbol Bahan Kimia Berbahaya dan Beracun
Simbol Bahan Kimia Berbahaya dan Beracun Image via parents.com

Bahan berbahaya dan beracun adalah jenis zat atau material yang dapat menyebabkan bahaya serius terhadap kesehatan manusia, lingkungan, atau hewan jika terpapar atau digunakan dengan tidak tepat. Bahan-bahan ini memiliki potensi untuk menyebabkan keracunan, iritasi, infeksi, atau dampak negatif lainnya. Berikut beberapa contoh bahan berbahaya dan beracun:

  1. Bahan Kimia Beracun. Zat-zat seperti merkuri, arsenik, sianida, pestisida kimia, dan bahan kimia industri berbahaya lainnya memiliki potensi beracun bagi manusia dan lingkungan.
  2. Bahan Kimia Korosif. Asam kuat dan basa kuat dapat merusak kulit, mata, dan jaringan tubuh manusia serta dapat merusak benda lainnya.
  3. Bahan Kimia Reaktif. Bahan kimia yang mudah melepaskan gas beracun atau terlibat dalam reaksi berbahaya jika terpapar dengan bahan lain atau air.
  4. Bahan Radioaktif. Zat-zat radioaktif menghasilkan radiasi yang dapat merusak jaringan tubuh dan berdampak jangka panjang pada kesehatan.
  5. Logam Berat. Logam berat seperti timbal, kadmium, dan raksa dapat menumpuk dalam tubuh dan menyebabkan kerusakan organ dan sistem tubuh.
  6. Bahan Infeksius. Mikroorganisme seperti bakteri, virus, atau jamur patogen dapat menyebabkan penyakit jika terpapar.
  7. Bahan Biologis Beracun. Bahan organik seperti toksin tumbuhan atau hewan beracun dapat menyebabkan reaksi berbahaya jika terpapar.
  8. Bahan Kimia Eksplosif. Zat-zat yang memiliki potensi ledakan jika terpapar panas, gesekan, atau tekanan.
  9. Bahan Aerosol Berbahaya. Gas, cairan, atau partikel-partikel yang dapat terdispersi dalam udara dan menyebabkan bahaya jika terhirup atau terpapar.
  10. Limbah Berbahaya. Limbah industri, medis, atau domestik yang mengandung zat berbahaya dan beracun dapat mencemari lingkungan jika tidak dikelola dengan benar.
  11. Bahan Berbahaya untuk Lingkungan. Bahan yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan, seperti minyak tumpah, bahan kimia yang merusak ozon, atau limbah berbahaya yang dapat mencemari tanah dan air.
  12. Bahan Berbahaya di Tempat Kerja. Bahan kimia atau benda-benda seperti asbes, bahan kimia berbahaya, atau serat-serat yang terhirup dapat berdampak negatif pada kesehatan pekerja.

Penting untuk mengelola dan menggunakan bahan berbahaya dan beracun dengan hati-hati, mengikuti pedoman keselamatan yang ditetapkan, dan menghindari paparan yang tidak perlu untuk melindungi kesehatan dan lingkungan.