Kesulitan belajar adalah keadaan di mana peserta didik atau siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya disebabkan adanya ancaman, hambatan ataupun gangguan dalam belajar. Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
1. Faktor Internal
Faktor internal yang mempengaruhi kesulitan belajar dapat diartikan faktor yang berasal dari dalam atau yang berasal dari dalam individu itu sendiri, atau dengan kata lain adalah faktor yang berasal dari anak didik itu sendiri. Fakto-faktor yang termasuk dalam dalam faktor internal menurut Syaiful Bahri Djamarah, Op. Cit.,h 235-236 mengatakan bahwa faktor internal yang mempengaruhi kesulitan belajar anak adalah sebagai berikut.
- Intelegensi (IQ) yang kurang baik
- Bakat yang kurang atau tidak sesuai dengan bahan pelajaran yang dipelajari atau diberikan oleh guru.
- Faktor emosional yang kurang stabil.
- Aktivitas belajar yang kurang. Lebih banyak malas daripada melakukan kegiatan belajar.
- Kebiasaan belajar yang kurang baik. Belajar dengan penguasaan ilmu hafalan pada tingkat hafalan, tidak dengan pengertian, sehingga sukar ditransfer ke situasi yang lain.
- Penyesuaian sosial yang sulit.
- Latar belakang pengalaman yang pahit.
- Cita-cita yang tidak relevan (tidak sesai dengan bahan pelajaran yang dipelajari)
- Latar belakang pendidikan yang dimasuki dengan sistem sosial dan kegiatan belajar mengajar di kelas yang kurang baik.
- Ketahanan belajar (lama belajar) tidak sesuai dengan tuntutan waktu belajarnya
- Keadaan fisik yang kurang menunjang. Misalnya cacat tubuh yang ringan seperti kurang pendengaran, kurang penglihatan, dan gangguan psikomotor. Cacat tubuh yang tetap atau serius seperti buta, tuli, hilangan tangan dan kaki, dan sebagainya.
- Kesehatan yang kurang baik.
- Seks atau pernikahan yang tak terkendali.
- Pengetahuan dan keterampilan dasar yang kurang memadai atau kurang mendukung atas bahan yang dipelajari.
- Tidak ada motivasi dalam belajar.
Sedangkan menurut Oemar Hamalik, dalam bukunya: “Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar (Bandung: Tarsito, 1975), h. 139-142 menambahkan beberapa faktor yang berasal dari diri sendiri yaitu:
- Tidak mempunyai tujuan yang jelas.
- Kurangnya minat terhadap bahan pelajaran.
- Kesehatan yang sering terganggu.
- Kecakapan mengikuti perkuliahan, artinya mengerti apa yang dikuliahkan.
- Kebiasaan belajar.
- Kurangnya penguasaan bahasa..
Selain faktor di atas, faktor lain yang mempengaruhi kesulitan belajar adalah faktor kesehatan mental dan tipe-tipe belajar pada anak didik, yaitu ada anak didik yang tipe belajarnya visual, motoris dan campuran. Tipe-tipe khusus ini kebanyakan pada anak ini relatif sedikit, karena kenyataannya banyak yang bertipe campuran.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu itu sendiri, yang meliputi keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat.
a. Faktor Keluarga
Beberapa faktor dalam keluarga yang menjadi penyebab kesulitan belajar peserta didik adalah sebagai berikut.
- Kurangnya kelengkapan belajar bagi anak di rumah, sehingga kebutuhan belajar yang diperlukan itu tidak ada, maka kegiatan belajar anak pun terhenti.
- Kurangnya biaya pendidikan yang disediakan.
- Anak tidak mempunyai ruang dan tempat belajar yang khusus di rumah.
- Ekonomi keluarga yang terlalu lemah atau terlalu tinggi.
- Kesehatan keluarga yang kurang baik.
- Perhatian keluarga yang tidak memadai.
- Kebiasaan dalam keluarga yang tidak menunjang.
- Kedudukan anak dalam keluarga yang menyedihkan. Orang tua yang pilih kasih dalam mengayomi anaknya.
- Anak yang terlalu banyak membantu orang tua.
b. Faktor Sekolah
Faktor sekolah yang dianggap dapat menimbulkan kesulitan belajar diantaranya adalah sebagai berikut.
- Pribadi guru yang kurang baik.
- Guru tidak berkualitas, baik dalam pengambilan metode yang digunakan ataupun dalam penguasaan mata pelajaran yang dipegangnya.
- Hubungan guru dengan peserta didik kurang harmonis.
- Guru-guru menuntut standar pelajaran di atas kemampuan anak.
- Guru tidak memiliki kecakapan dalam usaha mendiagnosis kesulitan belajar anak didik.
- Cara guru mengajar yang kurang baik.
- Alat atau media yang kurang memadai.
- Perpustakaan sekolah kurang memadai dan kurang merangsang penggunaannnya oleh peserta didik.
- Fasilitas fisik sekolah yang tak memenuhi syarat kesehatan dan tak terpelihara dengan baik.
- Suasana sekolah yang kurang menyenangkan.
- Bimbingan dan penyuluhan yang tak berfungsi.
- Kepemimpinan dan administrasi. Dalam hal ini berhubungan dengan sikap guru yang egois, kepala sekolah yang otoriter.
- Waktu sekolah dan disiplin yang kurang.
c. Faktor Masyarakat Sekitar
Faktor masyarakat sekitar yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa antara lain sebagai berikut.
- Media massa seperti bioskop, sosial media, TV, surat kabar, majalan, buku-buku, dan lain-lain.
- Lingkungan sosial, seperti teman bergaul, tetangga, serta aktivitas dalam masyarakat.
Selain faktor-faktor yang bersifat umum di atas, adapula faktor lain yang juga menimbulkan kesulitan belajar pada peserta didik. Faktor-faktor ini dipandang sebagai faktor khusus. Misalnya sindrom psikologis berupa learning disability (ketidak mampuan belajar).
Sindrom berarti suatu gejala yang muncul sebagai indikator adanya keabnormalan psikis yang menimbulkan kesulitan belajar siswa. Sindrom itu misalnya:
- Disleksia (Dyslexia), yaitu ketidakmampuan belajar membaca
- Disgrafia (Dysgraphia), yaitu ketidakmampuan belajar menulis
- Diskalkulia (Dyscalculia), yaitu ketidakmampuan belajar matematika.
Siswa yang memiliki sindrom-sindrom di atas secara umum sebenarnya memiliki IQ yang normal dan bahkan diantaranya ada yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Oleh karenanya, kesulitan belajar siswa yang menderita sindrom-sindrom tadi mungkin hanya disebabkan oleh adanya gangguan ringan pada otak.