Pengelolaan Keuangan

Pengelolaan keuangan terdiri dari perencaan, pemeriksaan, penggunaan, pengendalian, penyimpanan, serta pengevaluasian kinerja keuangan untuk mencapai tujuan tertentu.

1. Pengelolaan Keuangan Keluarga

Pengelolaan Keuangan Keluarga
Pengelolaan Keuangan Keluarga Image via floridafarmbureau.com

Mengelola keuangan keluarga atau rumah tangga bukanlah hal yang mudah. Banyak faktor yang memengaruhi keuangan keluarga, mulai dari kebutuhan wajib yang harus dipenuhi hingga keinginan atau konsumsi yang bersifat tambahan atau hiburan.

Pada dasarnya pengelolaan keuangan keluarga bertujuan untuk mencapai kesejahteraan sosial. Jika keuangan keluarga tidak dikelola dengan baik, maka akan sulit untuk mencapai kesejahteraan keluarga. Berikut ini beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengelola atau mengatur keuangan keluarga secara efektif.

a. Memahami Perbedaan Kebutuhan dan Keinginan

Dalam sebuah keluarga atau rumah tangga, pasti ada kebutuhan-kebutuhan yang wajib dipenuhi, seperti makan, listrik, air, transportasi, pendidikan, dan sebagainya. Namun, pada praktiknya keuangan keluarga tidak hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan mendasar, tetapi juga kebutuhan lain yang pemenuhannya tidak mendesak.

Contohnya adalah pengeluaran untuk membeli pakaian atau gawai sesuai tren. Jika persentasi alokasi keuangan untuk kebutuhan yang tidak mendesak lebih besar daripada kebutuhan mendasar, kelangsungan hidup rumah tangga tersebut akan terganggu. Meski begitu, hal ini tidak berarti manusia dilarang untuk memenuhi keinginannya. Keinginan tersebut dapat dipenuhi setelah semua kebutuhan mendasarnya terpenuhi.

b. Menghitung Seluruh Pendapatan dan Membuat Daftar Pengeluaran Prioritas Bulanan

Membuat Daftar Pengeluaran Prioritas Bulanan
Membuat Daftar Pengeluaran Prioritas Bulanan Image via miro.medium.com

Hitunglah seluruh pendapatan yang diterima. Dalam hal ini, pendapatan tidak hanya terbatas pada gaji pokok, tetapi juga pendapatan lain, seperti insentif dan keuntungan atas investasi. Setelah itu, buatlah daftar pengeluaran rutin yang harus dikeluarkan setiap bulan, antara lain biaya makan sehari-hari, tagihan listrik, tagihan air, biaya transportasi, pendidikan, hingga cicilan kendaraan atau rumah. Selanjutnya, kurangkan total pendapatan dengan total pengeluaran bulanan.

c. Mengalokasikan Dana untuk Tabungan

Mengalokasikan Dana untuk Tabungan
Mengalokasikan Dana untuk Tabungan Image via bfi.co.id

Pengalokasian dana untuk tabungan berguna untuk mengantisipasi kejadian-kejadian di luar kendali pada masa yang akan datang. Jumlah dana yang disisihkan sebagai tabungan dapat disesuaikan dengan penghasilan. Jika setelah dikurangi oleh kebutuhan-kebutuhan penghasilan keluarga masih tersisa, uang tersebut dapat digunakan untuk memenuhi keinginan.

2. Pengelolaan Keuangan Perusahaan

Pengelolaan keuangan perusahaan adalah segala aktivitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aset perusahaan dengan beberapa tujuan menyeluruh. Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan keuangan perusahaan meliputi:

  1. Cara memperoleh dana untuk membiayai usaha
  2. Cara mengelola dana tersebut sehingga tujuan perusahaan tercapai
  3. Cara perusahaan mengelola aset yang dimiliki secara efisien dan efektif

a. Pendapatan dan Pengeluaran (Beban) Perusahaan

1. Pendapatan Perusahaan Jasa

  1. Pendapatan usaha (service revenue), berasal dari kegiatan utama perusahaan, yaitu pendapatan atas pemberian jasa
  2. Pendapatan di luar usaha (other revenue), berasal dari kegitan lain di luar kegiatan utama perusahaan. Contohnya adalah pendapatan bunga dari bank, keuntungan penjualan peralatan, pendapatan sewa, dan pendapatan dari selisih pajak.

2. Pendapatan Perusahaan Dagang

  1. Pendapatan penjualan (sales revenue) berasal dari kegiatan utama perusahaan
  2. Pendalatan di luar usaha (other revenue) berasal dari kegiatan lain di luar kegiatan utama perusahaan. Contohnya adalah pendapatan bunga dari bank, keuntungan penjualan peralatan, pendapatan sewa, dan pendapatan dari selisih pajak.

3. Beban Usaha

  1. Beban operasional (operating expense), yaitu beban yang dikeluarkan untuk mendanai kegiatan utama perusahaan.
  2. Beban di luar usaha adalah beban yang dikeluarkan untuk mendanai kegiatan lain di luar kegiatan utama perusahaan.

b. Fungsi Pengelolaan Keuangan Perusahaan

  1. Keputusan investasi. Manajer keuangan harus memutuskan cara mengalokasikan dana ke dalam bentuk investasi yang akan mendatangkan keuntungan pada masa yang akan datang. Risiko dan hasil yang diharapkan dari investasi akan memengaruhi pencapaian tujuan, kebijakan, dan nilai perusahaan.
  2. Keputusan pendanaan. Manajer keuangan harus memutuskan kebijakan struktur modal. Manajer keuangan dituntut untuk mempertimbangkan dan menganalisis kombinasi dari sumber dana yang ekonomis bagi perusahaan guna membelanjai kebutuhan-kebutuhan investasi serta kegiatan usahanya.
  3. Keputusan deviden. Deviden merupakan bagian keuntungan yang dibayarkan oleh perusahaan kepada para pemegang saham. Dalam hal ini, manajer keuangan harus memutuskan besarnya deviden yang akan dibagikan kepada pemegang saham.

c. Tujuan Pengelolaan Keuangan Perusahaan

Menurut Dian Wijayanto (2011: 33), tujuan pengelolaan keuangan adalah memaksimalkan kekayaan dan keuntungan. Untuk mencapai tujuan tersebut, majamen keuangan menggunakan dua pendekatan, yaitu profit risk approach serta liquidity and profitability.

  1. Profit risk approach. Dalam pendekatan ini, manajer keuangan tidak hanya memaksimalkan profit, tetapi juga mempertimbangkan risiko yang akan dihadapi. Hal ini disebabkan semakin besar profit yang akan didapat, semakin besar pula risiko yang akan dihadapi. Jadi, dalam menjalankan aktivitasnyya, seorang manajer keuangan harus menggunakan prinsip kehatian-hatian.
  2. Liquidity and profitability. Pendekatan ini berhubungan dengan cara manajer keuangan mengelola likuiditas dan profitabilitas perusahaan. Dalam hal ini, manajer keuangan harus mampu meningkatkan laba perusahaan dari tahun ke tahun.

3. Pengelolaan Keuangan Negara

Pengelolaan Keuangan Negara
Pengelolaan Keuangan Negara Image via cdn.luatvietnam.vn

a. Pendapatan Negara

Berdasarkan UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, pendapatan negara adalah hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih. Berikut adalah jenis-jenis pendapatan negara.

  1. Penerimaan dalam negeri yang terdiri atas penerimaan perpajakan dan penerimaan negara bukan pajak seperti penerimaan sumber daya alam, bagian pemerintah atas laba BUMN, dan penerimaan negara bukan pajak lainnya.
  2. Penerimaan hibah, yaitu semua penerimaan negara, baik dalam bentuk devisa, devisa yang dirupiahkan, rupiah jasa, maupun surat berharga, yang diperoleh dari pemberi hibah yang tidak perlu dibayar kembali dan yang tidak mengikat, baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.

b. Belanja Negara

Berdasarkan UU No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, belanja negara adalah kewajiban pemerintah pusat yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih, yang terdiri atas belanja pemerintah pusat dan transfer ke daerah.

Belanja negara digunakan untuk keperluan penyelenggaraan tugas pemerintah pusat dan pelaksanaan perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah.

c. Bidang Pengelolaan Keuangan Negara

Bidang pengelolaan keuangan negara dikelompokkan menjadi tiga subbidang, yaitu subbidang pengelolaan fiskal, subbidang pengelolaan moneter, dan subbidang pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan.

  1. Subbidang pengelolaan fiskal, yaitu kebijakan yang mencakup alokasi sumber dana keuangan, distribusi, dan stabilisasi ekonomi, mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi, membuka lapangan kerja, dan menjaga kestabilan harga-harga umum.
  2. Subbidang pengelolaan moneter, yaitu kebijakan mengenai jumlah uang yang beredar dalam masyarakat, ketetapan cadangan wajib pajak, tingkat diskonto, pengendalian kredit dan pasar terbuka, serta kurs valuta asing.
  3. Subbidang pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan, yaitu komponen keuangan negara yang pengelolaannya diserahkan kepada perusahaan yang seluruh atau sebagian modal atau sahamnya dimiliki oleh negara berupa badan usaha. Kekayaan negara yang dipisahkan ini dikelola secara berbeda sehingga hubungannya dengan APBN bukan hubungan langsung.

d. Tujuan Pengelolaan Keuangan Negara

Keuangan negara berhubungan dengan fungsi alokasi sumber ekonomi, fungsi distribusi, dan fungsi stabilisasi, termasuk pertumbuhan ekonomi dan dampaknya terhadap kegiatan ekonomi masyarakat. Tujuan pengelolaan keuangan negara adalah sebagai berikut.

  1. Memengaruhi pertumbuhan ekonomi.
  2. Menjaga kestabilan ekonomi.
  3. Merealokasi sumber-sumber ekonomi.
  4. Mendorong retribusi pendapatan pemerintah.