Dampak Angin Muson Barat dan Timur

Angin muson adalah angin yang berhembus secara periodik dan antara periode yang satu dengan yang lain polanya akan berlawanan yang bergantian arah secara berlawanan setiap 6 bulan.

Umumnya pada 6 bulan pertama bertiup angin darat yang kering dan 6 bulan berikutnya bertiup angin laut yang basah. Angin Muson dibagi menjadi 2 yaitu Angin Muson Barat atau dikenal dengan Angin Musim Barat dan Angin Muson Timur atau dikenal dengan Angin Musim Timur.

Angin muson barat adalah angin yang mengalir dari Benua Asia (musim dingin) ke Benua Australia (musim panas) dan mengandung curah hujan yang banyak di Indonesia bagian Barat, hal ini disebabkan karena angin melewati tempat yang luas, seperti perairan dan samudra.

Angin muson timur adalah angin yang mengalir dari benua Australia (musim dingin) ke Benua Asia (musim panas) sedikit curah hujan (kemarau) di Indonesia bagian Timur karena angin melewati celah-celah sempit dan berbagai gurun (Gibson, Australia Besar, dan Victoria).

1. Dampak Angin Muson Barat dan Timur Bagi Indonesia

Prakiraan Awal Musim Hujan di Indonesia
Prakiraan Awal Musim Hujan di Indonesia Image via cdn.bmkg.go.id

Pada bulan Oktober – April, matahari berada pada belahan langit Selatan, sehingga benua Australia lebih banyak memperoleh pemanasan matahari dari benua Asia. Akibatnya di Australia terdapat pusat tekanan udara rendah (depresi) sedangkan di Asia terdapat pusat-pusat tekanan udara tinggi (kompresi).

Keadaan ini menyebabkan arus angin dari benua Asia ke benua Australia. Di Indonesia angin ini merupakan angin musim timur laut di belahan bumi utara dan angin musim barat di belahan bumi selatan. Oleh karena angin ini melewat Samudra Pasifik dan Samudra Hindia maka banak membawa uap air, sehingga pada umumnya di Indonesia terjadi musim penghujan. Musim penghujan meliputi seluruh wilayah Indonesia, hanya saja persebarannya tidak merata. Semakin ke timur curah hujan semakin berkurang karena kandungan uap airnya semakin sedikit. Jadi, dampak angin muson barat bagi Indonesia yaitu Indonesia mengalami musim hujan.

Pada bulan April – Oktober, matahari berada di belahan langit utara, sehingga benua Asia lebih panas daripada benua Australia. Akibatnya, di asia terdapat pusat-pusat tekanan udara rendah, sedangkan di australia terdapat pusat-pusat tekanan udara tinggi yang menyebabkan terjadinya angin di Australia menuju Asia.

Di Indonesia angin muson timur di belahan bumi selatan dan angin muson barat daya di belahan bumi utara. Oleh karena tidak melewati lautan yang luas maka angin tidak banyak mengandung uap air oleh karena itu pada umumnya di Indonesia terjadi musim kemarau, kecuali pantai barat sumatera, sulawesi tenggara, dan pantai selatan irian jaya.

2. Dampak Angin Muson Barat dan Timur Bagi Petani

Dampak angin muson barat bagi petani yaitu:

  1. Angin muson barat membawa hujan dapat dimanfaatkan oleh para petani di Indonesia mulai mengerjakan lahannya untuk bercocok tanam.
  2. Tanaman-tanaman bisa lebih subur dan lebih hijau. Dengan banyaknya hujan, maka banyak air yang diserap oleh tumbuhan. Hal ini membuat tanaman lebih subur dan hijau karena air sangat berperan penting bagi tumbuhan.
  3. Sawah tidak perlu memakai perairan buatan. Hal ini karena dengan hujan, sawah juga bisa subur dan lebih hijau
  4. Apabila terjadi musim hujan maka musim panen akan banyak menghadapi masalah, seperti tanah persawahan yang masih basah bahkan ada yang masih tergenang air, penjemuran pada yang sulit dilakukan di tempat terbuka karena hujan yang terus-menerus.
  5. Untuk daerah persawahan yang rawan genangan air akibat luapan sungai juga terancam gagal panen, karena dengan adanya hujan lebat bisa memicu banjir dan sungai meluap menggenangi area persawahan. Padi akan menjadi rusak sebelum dipanen.

Dampak angin muson timur bagi petani yaitu:

  1. Pada musim kemarau, sebagian petani terpaksa membiarkan lahannya tidak ditanami karena tidak ada pasokan air.
  2. Kemarau merupakan kesempatan untuk mendorong Perluasan Areal Tanam Baru (PATB). Pada musim kemarau, rawa yang semula tinggi muka air 1 meter, pada musim kering turun menjadi 20-30 cm. Lahan rawa sebagai lahan sub optimal memiliki potensi luas 12,3 juta hektar. Dari potensi tersebut, baru dimanfaatkan seluar 4,5 juta hektar (36,8%) untuk produksi pertanian.

3. Dampak Angin Muson Barat dan Timur Bagi Nelayan

Nelayan sedang Menarik Jaring
Nelayan sedang Menarik Jaring Image via p1.pxfuel.com

Dampak angin muson barat bagi nelayan yaitu jumlah tangkapan ikan menjadi berkurang dikarenakan cuaca yang buruk di tengah lautan dan tingginya gelombang bisa mencapai 2-5 meter.

Dampak angin muson timur bagi nelayan yaitu membuat jumlah tangkapan ikan semakin banyak atau bertambah dikarenakan sirkulasi udara disekitar laut dan cuaca yang baik di musim kemarau inilah tinggi gelombang di laut tidak begitu tinggi membuat aktivitas nelayan menjadi mudah mencari ikan.