Bentuk Kerjasama Bilateral dan Multilateral

Kerjasama bilateral dan multilateral adalah dua bentuk kerjasama yang berbeda dalam konteks hubungan antarnegara. Berikut adalah penjelasan tentang masing-masing bentuk kerjasama tersebut:

1. Kerjasama Bilateral

Kerjasama Bilateral Indonesia dengan Malaysia
Kerjasama Bilateral Indonesia dengan Malaysia Image via ojk.go.id

Kerjasama bilateral terjadi ketika dua negara atau entitas internasional berpartisipasi dalam kesepakatan atau hubungan satu lawan satu. Ini berarti bahwa kerjasama terjadi hanya antara dua pihak yang terlibat. Biasanya, kerjasama bilateral lebih mudah untuk diatur dan dilaksanakan karena melibatkan sedikit negara atau pihak yang terlibat.

Bentuk kerjasama bilateral dapat mencakup berbagai aspek, seperti politik, ekonomi, keamanan, pendidikan, budaya, dan lain-lain. Contoh kerjasama bilateral antara negara-negara termasuk perjanjian perdagangan, perjanjian pertahanan, perjanjian investasi, perjanjian pariwisata, dan sebagainya. Dalam kerjasama bilateral, negara-negara tersebut menjalin hubungan secara langsung satu sama lain.

Contoh sederhana: Dua negara A dan B menyepakati perjanjian perdagangan, di mana A akan mengimpor produk-produk pertanian dari B dan B akan mengimpor produk teknologi dari A.

2. Kerjasama Multilateral

Kantor PBB
Kantor PBB Image via marineregulations.news

Kerjasama multilateral melibatkan tiga negara atau lebih atau melibatkan banyak pihak atau anggota dari entitas internasional yang berbeda. Ini berarti bahwa kerjasama melibatkan banyak negara atau pihak dalam sebuah kesepakatan atau proyek bersama. Kerjasama multilateral sering kali lebih kompleks daripada kerjasama bilateral karena melibatkan lebih banyak kepentingan dan perspektif yang berbeda.

Tujuan utama dari kerjasama multilateral adalah mencapai tujuan bersama dan menangani masalah global yang melibatkan banyak negara. Contoh organisasi internasional yang menggagas kerjasama multilateral antara negara-negara adalah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), Dana Moneter Internasional (IMF), Bank Dunia, dan Uni Eropa. Kerjasama multilateral ini mencakup berbagai isu seperti perdagangan internasional, perlindungan lingkungan, hak asasi manusia, kesehatan global, keamanan internasional, dan lain-lain.

Contoh multilateral: Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) adalah contoh kerjasama multilateral yang melibatkan hampir semua negara di dunia. Negara-negara anggota PBB bekerja bersama untuk mencapai tujuan-tujuan bersama, seperti perdamaian dunia, pengentasan kemiskinan, dan perlindungan hak asasi manusia.

Keuntungan kerjasama bilateral adalah memungkinkan negara-negara untuk menjalin hubungan yang lebih erat dan spesifik, serta mencapai kepentingan bilateral yang jelas. Sementara itu, kerjasama multilateral dapat memberikan manfaat yang lebih luas, karena melibatkan banyak negara dan mengatasi masalah bersama yang bersifat global.

Kerjasama bilateral cenderung lebih cepat dan lebih mudah untuk dijalankan karena melibatkan sedikit pihak, sementara kerjasama multilateral mencakup lebih banyak perspektif dan dapat menghasilkan solusi yang lebih holistik dan berkelanjutan. Baik kerjasama bilateral maupun multilateral penting untuk memajukan kepentingan bersama, memecahkan masalah global, dan membangun hubungan yang kuat antara negara-negara dan entitas internasional.

Perlu diingat bahwa bentuk kerjasama yang dipilih tergantung pada kepentingan dan kebutuhan negara-negara yang terlibat, serta sifat masalah yang ingin diatasi. Terkadang, negara dapat terlibat dalam kerjasama baik di tingkat bilateral maupun multilateral untuk mencapai tujuan yang berbeda.