7 Indikator Pencemaran Lingkungan secara Biologis

Indikator pencemaran lingkungan secara biologis adalah organisme atau kelompok organisme yang digunakan untuk mengukur atau memantau tingkat pencemaran lingkungan. Organisme-organisme ini merespons perubahan-perubahan dalam kualitas lingkungan mereka dan dapat memberikan petunjuk tentang sejauh mana lingkungan tersebut tercemar. Berikut beberapa contoh indikator pencemaran lingkungan secara biologis:

1. Bioindikator Air

Larva Capung
Larva Capung Image via nparks.gov.sg

Organisme seperti makroinvertebrata air (contohnya, capung air, larva jentik nyamuk, dan kupu-kupu air), ganggang, dan mikroorganisme dapat digunakan untuk memantau kualitas air sungai, danau, atau laut. Komposisi dan kelimpahan spesies-spesies ini bisa memberikan informasi tentang tingkat pencemaran air.

2. Bioindikator Tanah

Cacing tanah, nematoda, dan mikroorganisme tanah seperti bakteri dan fungi adalah contoh-contoh organisme yang dapat digunakan untuk memantau kualitas tanah. Perubahan dalam populasi atau aktivitas organisme-organisme ini bisa mencerminkan pencemaran tanah.

3. Bioindikator Udara

Lichen (hubungan simbiotik antara alga dan jamur) sering digunakan untuk memantau kualitas udara. Beberapa spesies lichen sensitif terhadap polutan udara seperti sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen dioksida (NO2).

4. Bioindikator Biota Laut

Organisme laut seperti terumbu karang, ikan, dan moluska dapat digunakan untuk memantau kesehatan ekosistem laut dan tingkat pencemaran laut.

5. Bioindikator Kehutanan

Pohon dan tumbuhan lainnya dapat digunakan sebagai indikator kehutanan. Penyakit, kehilangan daun, dan pertumbuhan yang terhambat bisa menjadi tanda-tanda adanya pencemaran atau stres lingkungan.

6. Bioindikator Kualitas Udara dalam Ruangan

Ficus elastica
Ficus elastica Image via abeautifulmess.com

Beberapa tanaman indoor seperti pohon karet (Ficus elastica) dan palem areka (Dypsis lutescens) digunakan sebagai indikator kualitas udara dalam ruangan. Mereka dapat menunjukkan masalah pencemaran udara seperti peningkatan konsentrasi zat kimia tertentu.

7. Bioindikator Pencemaran Logam Berat

Alga
Alga Image via nature.scot

Mikroorganisme seperti bakteri dan alga, serta beberapa spesies tumbuhan, dapat digunakan untuk mengukur tingkat pencemaran logam berat seperti timbal, merkuri, dan kadmium dalam lingkungan.

Penggunaan indikator pencemaran biologis adalah cara yang efektif untuk memantau kualitas lingkungan alami dan buatan manusia. Dengan memahami bagaimana organisme-organisme ini bereaksi terhadap pencemaran, kita dapat mengambil tindakan untuk menjaga dan memulihkan lingkungan yang lebih sehat.