Materi tentang zat dan perubahannya merupakan bagian penting dari kurikulum pendidikan, termasuk untuk kelas 7 dalam kurikulum Merdeka. Dalam mata pelajaran ini, siswa mempelajari tentang sifat-sifat materi, perubahan fisik, dan perubahan kimia. Materi tentang zat dan perubahannya penting dalam memahami dasar-dasar ilmu kimia dan fisika, serta dapat membantu siswa dalam memahami berbagai aspek dunia nyata dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
1. Wujud Zat dan Model Partikel
Wujud zat dan model partikel adalah dua konsep dasar dalam ilmu kimia dan fisika yang digunakan untuk menjelaskan sifat dan perilaku materi di alam semesta. Berikut penjelasan singkat tentang keduanya:
a. Wujud Zat:
Wujud zat merujuk pada keadaan fisik atau bentuk materi. Materi dapat berada dalam tiga wujud zat utama, yaitu padat, cair, dan gas.
- Padat: Materi dalam wujud padat memiliki partikel-partikel yang rapat saling terkait. Partikel-partikel ini memiliki struktur yang teratur dan tidak dapat bergerak bebas satu sama lain. Wujud padat memiliki bentuk dan volume tetap.
- Cair: Materi dalam wujud cair memiliki partikel-partikel yang lebih longgar dibandingkan dengan padat. Partikel-partikel cair dapat mengalir dan bergerak satu sama lain, tetapi mereka tetap berdekatan. Wujud cair memiliki volume tetap tetapi dapat mengubah bentuknya sesuai dengan wadahnya.
- Gas: Materi dalam wujud gas memiliki partikel-partikel yang sangat bergerak dan berjarak satu sama lain. Partikel-partikel gas memiliki kebebasan gerak dan dapat mengisi seluruh volume wadah di mana mereka ditempatkan. Wujud gas tidak memiliki bentuk atau volume tetap.
Perubahan wujud zat dari satu ke yang lain dapat terjadi melalui pemanasan (mengubah menjadi gas) atau pendinginan (mengubah menjadi padat atau cair) dan disebut sebagai perubahan fase.
b. Model Partikel:
Model partikel digunakan untuk menjelaskan perilaku materi berdasarkan konsep partikel atau atom. Dalam ilmu kimia dan fisika, ada dua model partikel yang paling umum digunakan:
- Model Partikel Padat: Model ini menggambarkan materi sebagai kumpulan partikel yang sangat padat, seperti atom atau molekul yang tersusun dalam pola teratur. Partikel dalam wujud padat ini memiliki sedikit gerakan dan hanya bergetar sekitar posisi kesetimbangan mereka.
- Model Partikel Gas: Model ini menggambarkan materi dalam wujud gas sebagai partikel yang bergerak secara acak dengan energi kinetik yang tinggi. Mereka dapat bertabrakan satu sama lain dan dengan dinding wadah, menghasilkan tekanan gas.
Kedua model ini membantu ilmuwan dalam memahami bagaimana partikel berinteraksi dalam berbagai situasi, termasuk perubahan fase dan reaksi kimia. Model partikel juga sangat berguna dalam menjelaskan sifat fisik dan kimia dari materi dalam berbagai situasi.
2. Perubahan Wujud Zat
Perubahan wujud zat adalah perubahan yang terjadi ketika suatu zat berubah dari satu wujud fisik menjadi wujud fisik yang lain tanpa mengalami perubahan dalam komposisi kimia. Terdapat tiga wujud zat utama: padat, cair, dan gas. Perubahan wujud zat terjadi sebagai akibat dari perubahan suhu dan tekanan. Berikut beberapa contoh perubahan wujud zat:
a. Membeku (Padat ke Cair):
Ini adalah perubahan dari wujud padat menjadi cair. Ketika suatu zat padat dipanaskan, energi termal ditambahkan ke partikel-partikelnya, sehingga mereka mulai bergetar lebih cepat dan berjarak satu sama lain sehingga membentuk wujud cair. Contohnya adalah es yang mencair menjadi air pada suhu di atas titik beku.
b. Mencair (Cair ke Padat):
Ini adalah perubahan dari wujud cair menjadi padat. Ketika suatu zat cair didinginkan, partikel-partikelnya kehilangan energi termal, dan mereka bergerak lebih lambat hingga akhirnya membentuk wujud padat. Contohnya adalah air yang membeku menjadi es pada suhu di bawah titik beku.
c. Menguap (Cair ke Gas):
Ini adalah perubahan dari wujud cair menjadi wujud gas. Ketika suatu zat cair dipanaskan, partikel-partikelnya mendapatkan energi yang cukup untuk melepaskan diri dari keterikatan satu sama lain dan berubah menjadi gas. Contohnya adalah air yang berubah menjadi uap air ketika dipanaskan.
d. Kondensasi (Gas ke Cair):
Ini adalah perubahan dari wujud gas menjadi wujud cair. Ketika uap air atau gas lainnya didinginkan, partikel-partikel gas kehilangan energi dan berdekatan sehingga membentuk wujud cair. Contohnya adalah uap air yang berubah menjadi air ketika terkondensasi pada permukaan benda dingin.
e. Sublimasi (Padat ke Gas atau Sebaliknya):
Sublimasi adalah perubahan langsung dari wujud padat menjadi wujud gas atau sebaliknya, tanpa melalui wujud cair. Contohnya adalah es kering (karbon dioksida padat) yang berubah langsung menjadi gas karbon dioksida.
Perubahan wujud zat adalah fenomena fisik yang umum terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan penting dalam pemahaman dasar kimia dan fisika. Perubahan ini tidak mengubah komposisi kimia zat tersebut, hanya wujud fisiknya yang berubah.
3. Perubahan Fisika dan Kimia
Perubahan fisika dan kimia adalah dua jenis perubahan yang terjadi dalam materi. Mereka memiliki karakteristik yang berbeda dan dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Perubahan Fisika:
Perubahan fisika adalah jenis perubahan yang terjadi pada suatu materi tanpa mengubah komposisi kimianya. Dalam perubahan fisik, zat tersebut tetap menjadi zat yang sama, tetapi mungkin mengalami perubahan dalam sifat fisiknya.
Contoh perubahan fisik meliputi perubahan wujud (seperti mencair, membeku, atau menguap), perubahan bentuk, perubahan warna, perubahan ukuran, dan perubahan berat jenis.
Perubahan fisik dapat diubah balik atau reversibel. Ini berarti bahwa Anda dapat mengembalikan materi ke kondisi awal tanpa mengubah komposisi kimianya.
b. Perubahan Kimia:
Perubahan kimia adalah jenis perubahan yang terjadi pada suatu materi yang mengubah komposisi kimianya. Dalam perubahan kimia, zat tersebut berubah menjadi zat yang berbeda dengan sifat kimia yang berbeda pula.
Contoh perubahan kimia meliputi pembakaran, reaksi oksidasi, reaksi asam-basa, pembentukan senyawa baru, dan perubahan organik seperti fermentasi makanan.
Perubahan kimia biasanya tidak dapat diubah balik atau irreversibel. Setelah terjadi perubahan kimia, Anda tidak dapat mengembalikan materi tersebut ke keadaan semula tanpa bantuan reaksi kimia tambahan.
Perbedaan utama antara perubahan fisik dan kimia adalah bahwa perubahan fisik hanya memengaruhi sifat fisik materi tanpa mengubah komposisi kimianya, sedangkan perubahan kimia mengubah komposisi kimia materi tersebut. Memahami perbedaan ini penting dalam kimia dan fisika karena membantu kita dalam memahami bagaimana materi berinteraksi dan berubah dalam berbagai situasi.
4. Kerapatan Zat
Kerapatan zat adalah ukuran yang menggambarkan sejauh mana partikel-partikel suatu zat atau materi disusun dan berdekatan satu sama lain dalam suatu wujud fisik tertentu. Ini adalah besaran fisik yang berguna untuk memahami sifat-sifat materi dan dapat dihitung dengan rumus kerapatan. Kerapatan dinyatakan dalam satuan massa per volume tertentu. Umumnya, satuan kerapatan yang digunakan dalam sistem internasional adalah kilogram per meter kubik (kg/m³) atau gram per sentimeter kubik (g/cm³).
Rumus kerapatan (ρ) adalah:
ρ = Massa (m) / Volume (V)
Dalam rumus di atas, massa diukur dalam kilogram atau gram, dan volume diukur dalam meter kubik atau sentimeter kubik. Kerapatan adalah ukuran yang bergantung pada suhu dan tekanan, sehingga seringkali perlu disebutkan kondisi suhu dan tekanan saat mengukur atau menghitung kerapatan.
Contoh kerapatan beberapa bahan umum adalah sebagai berikut:
1. Air: Kerapatan air biasanya sekitar 1.000 kg/m³ pada suhu dan tekanan standar (0 °C dan 1 atm).
2. Besi: Kerapatan besi sekitar 7.870 kg/m³.
3. Emas: Kerapatan emas sekitar 19.320 kg/m³.
4. Kayu: Kerapatan kayu bervariasi tergantung pada jenisnya, tetapi umumnya berkisar antara 400 hingga 700 kg/m³.
5. Udara: Kerapatan udara pada suhu dan tekanan standar adalah sekitar 1.225 kg/m³.
Kerapatan adalah parameter penting dalam ilmu fisika dan kimia karena memengaruhi banyak sifat dan perilaku materi. Selain itu, pengukuran kerapatan dapat digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti dalam industri, konstruksi, pemantauan lingkungan, dan bidang-bidang lainnya untuk menentukan karakteristik fisik suatu bahan.