Sistem Tata Surya Menurut Islam

Dalam Islam, sistem tata surya, atau pengetahuan tentang alam semesta, tidak secara eksplisit dijelaskan dalam Al-Quran. Al-Quran lebih fokus pada ajaran agama, moral, etika, dan petunjuk kehidupan manusia. Namun, Al-Quran dan Hadis (tradisi Islam) mengandung beberapa ayat dan hadis yang merujuk pada penciptaan alam semesta oleh Allah sebagai tanda kebesaran dan kekuasaan-Nya.

Beberapa ayat dalam Al-Quran yang merujuk kepada penciptaan alam semesta adalah:

1. “Dialah yang menjadikan matahari bercahaya dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya tempat-tempat bagi bulan itu, sebagai petunjuk bagi manusia.” (Surah Yunus, 10:5)

2. “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, malam dan siang, kapal-kapal yang berlayar di laut membawa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu Allah hidupkan dengan air itu bumi sesudah mati (kering)-nya, dan tersebarnya di bumi segala jenis binatang dan perubahan-perubahan angin, dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi, sesungguhnya (terdapat) tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (Surah Al-Baqarah, 2:164)

Meskipun Islam memandang alam semesta sebagai bukti kekuasaan Allah, pengetahuan tentang sistem tata surya lebih bersifat ilmiah dan tidak ditemukan secara eksplisit dalam teks-teks agama. Oleh karena itu, pengetahuan tentang sistem tata surya dalam Islam banyak bergantung pada ilmu pengetahuan dan penelitian ilmiah yang telah dikembangkan oleh cendekiawan Muslim dalam sejarah, seperti Ibnu Sina (Avicenna) dan Ibnu Rusyd (Averroes).