Kondisi Sosial Budaya Indonesia

Kondisi sosial budaya Indonesia dapat teramati secara langsung melalui interaksi sosial yang terjadi pada keluarga, teman, dan pekerjaan. Indonesia memiliki suku dan budaya yang beragam yang meliputi bahasa adat istiadat, tatanan kehidupan, sistem kekerabatan, kesenian daerah, dan tempat asal. Kondisi sosial budaya  masyarakat Indonesia, antara lain sebagai berikut.

Gotong Royong Memperbaiki Jalan
Gotong Royong Memperbaiki Jalan Image via aminulummah.sch.id

1. Sistem Kekerabatan

Karakter asli yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sejatinya adalah sistem kekerabatan yang sangat erat. Hal ini dapat dilihat pada perilaku kehidupan sebagai masyarakat perdesaan yang belum terpengaruh budaya luar.

Sebagai contoh, ketika seseorang akan mendirikan rumah, masyarakan desa akan bergotong royong membantu pembangunan rumah tersebut tanpa mengharapkan imbalan.

Seiring perkembangan zaman, masyarakat Indonesia mulai dituntut dengan kehidupan yang serba praktis yang menyebabkan sistem kekerabatan lambat laun mulai tergerus. Fenomena tergerusnya sistem kekerabatan sangat terasa pada kehidupan masyarakat perkotaan. Masyarakat perkotaan lebih senang hidup individualis dan mulai meninggalkan asas gotong royong.

2. Taraf Pendidikan

Taraf pendidikan masyarakat perkotaan umumnya lebih tinggi daripada masyarakat perdesaan. Hal ini karena tuntutan kehidupan kota yang lebih kompleks dengan perkembangan teknologi yang sangat cepat. Sementara itu, kehidupan di perdesaan, cenderung lebih sederhana.

3. Pola Pikir

Masyarakat perkotaan cenderung berpikir praktis dan pragmatis saat berhadapan dengan permasalahan kehidupan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Bertolak belakang dengan pola pikir masyarakat desa yang masih menjunjung tinggi norma-norma sosial dalam menjalankan kehidupan.

Contoh konkret adalah ketika sebuah keluarga akan menyelenggarakan hajatan, masyarakat desa akan menyiapkan berbagai keperluan dan ritual acara yang melibatkan banyak warga, sedangkan masyarakat kota cukup menyewa jasa penyelenggara untuk melaksanakan hajatan tersebut.

4. Mobilitas

Tingkat mobilitas yang tinggi pada umumnya terlihat di wilayah perkotaan dan pusat perdagangan. Pulau Jawa dan Batam merupakan contoh pulau yang mempunyai aktivitas mobilitas tinggi, terutama pulau Jawa bagian pesisir utara. Hal itu karena di wilayah pesisir utara Jawa terdapat banyak banyak bandar udara dan pelabuhan yang memudahkan mobilitas antarpulau.