Contoh Dinamika Sosial dalam Masyarakat

Dinamika sosial bisa dikatakan sebagai gerakan atau kekuatan yang dimiliki sekumpulan orang di dalam masyarakat yang dapat menimbulkan perubahan dalam masyarakat yang bersangkutan. Contoh dinamika sosial dalam masyarakat yaitu sebagai berikut:

1. Konflik

Konflik dalam Masyarakat
Konflik dalam Masyarakat Image via akamaized.net

Dengan adanya konflik, masyarakat mencoba melakukan pola perubahan-perubahan dalam mempertahankan hidupnya menghindari adanya kepunahan berupa materi dan nonmateri, solusi diperlukan di dalam kehidupan yang menuntut adanya persatuan diantara masyarakat dan memberdayakan upaya dan daya yang dimiliki.

Georg Simuel menyatakan bahwa konflik tidak akan pernah leyap dari panggung kehidupan masyarakat, kecuali lenyap bersama dengan lenyapnya masyarakat.

2. Disorganisasi dan Reorganisasi

Seorang Wanita yang Sedang Memikirkan Dampak Disorganisasi
Seorang Wanita yang Sedang Memikirkan Dampak Disorganisasi Image via mind-diagnostics.org

Disorganisasi adalah suatu keadaan ketika tidak ada keserasian pada bagian-bagian dari suatu kebulatan. Misalnya, dalam masyarakat, agar dapat berfungsi sebagai organisasi, harus ada keserasian antarbagiannya.

Disorganisasi tidak semata-mata terjadi karena pertentangan-pertentangan yang meruncing, seperti peperangan, tetapi dapat pula disebabkan kemacetan lalu lintas. Disorganisasi dalam masyarakat sering kali dihubungkan dengan moral, yaitu anggapan-anggapan apa yang baik dan apa yang buruk.

Suatu disorganisai mungkin dapat dirumuskan sebagai suatu proses perpudarnya norma-norma dan nilai-nilai dalam masyarakat karena perubahan-perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan. Sementara itu, reorganisasi adalah suatu proses pembentukan norma-norma dan nilai-nilai baru agar serasi dengan lembaga-lembaga kemasyarakatan yang telah mengalami perubahan.

Tahap reorganisasi dilakukan apabila norma-norma dan nilai-nilai yang baru telah melembaga dalam diri warga masyarakat. Berhasil atau tidaknya proses pelembagaan tersebut dalam masyarakat ditentukan oleh efektivitas hasil positif penggunaan tenaga manusia, alat, organisasi, dan metode dalam menanamkan lembaga baru. Semakin besar kemampuan tenaga manusia, alat-alat yang dipakai organisasi secara tertib, semakin besar pula hasil yang dapat dicapai oleh usaha penamaan lembaga baru itu.

Akan tetapi, setiap usaha untuk menanam suatu unsur yang baru pasti akan mengalami reaksi dari beberapa golongan masyarakat yang merasa dirugikan. Kekuatan menentang masyarakat itu mempunyai pengaruh negatif terhadap kemungkinan berhasilnya proses pelembagaan.

3. Ketidakserasian Perubahan-Perubahan dan Ketertinggalan Budaya

Perubahan Budaya dalam Bidang Informasi
Perubahan Budaya dalam Bidang Informasi Image via scholar.co.id

Suatu teori yang terkenal dalam sosiologi mengenai perubahan dalam masyarakat adalah teori ketertinggalan budaya (Cultural Lag) dari William F. Ogburn. Teori tersebut mulai dengan kenyataan bahwa pertumbuhan kebudayaan tidak selalu sama cepatnya dalam keseluruhannya, tetapi ada bagian yang tumbuh cepat, sedangkan ada bagian lain yang tumbuhnya lambat.

Perbedaan antara taraf kemajuan dari berbagai bagian dalam kebudayaan dari suatu masyarakat dinamakan Cultural Lag (artinya ketertinggalan kebudayaan). Juga suatu ketertinggalan terjadi apabila laju perubahan dari dua unsur masyarakat atau kebudayyaan yang mempunyai korelasi tidak sebanding sehingga unsur yang satu tertinggal oleh unsur lainnya.