10 Simbol Bahan Kimia dan Artinya

Berikut adalah 10 simbol bahan kimia berbahaya yang sering digunakan dalam penandaan dan label keamanan:

1. Irritant (Xi)

Simbol Bahan Kimia Irritant
Simbol Bahan Kimia Irritant Image via upload.wikimedia.org

Simbol yang menunjukkan adanya iritasi pada bahan kimia adalah simbol “Xi”. Simbol ini digunakan dalam sistem label keamanan yang dikenal sebagai Sistem Identifikasi dan Penandaan Global (GHS – Global Harmonized System), yang digunakan secara internasional untuk memberikan informasi yang konsisten tentang bahaya bahan kimia.

Jika Anda melihat simbol “Xi” pada label produk kimia, itu berarti bahan tersebut bersifat iritan. Artinya, penggunaan atau kontak langsung dengan bahan tersebut dapat menyebabkan iritasi pada kulit, mata, atau saluran pernapasan. Sebagai tindakan pencegahan, disarankan untuk mengenakan perlindungan pribadi yang sesuai, seperti sarung tangan atau kacamata pelindung, ketika berurusan dengan bahan yang berlabel “Xi”.

Bahan kimia bersifat iritan dapat melibatkan berbagai zat yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit, mata, atau saluran pernapasan. Berikut adalah beberapa contoh bahan kimia yang bersifat iritan:

  1. Asam Sulfat (H2SO4): Asam kuat yang dapat menyebabkan iritasi kulit dan merusak jaringan.
  2. Soda Kaustik (NaOH): Juga dikenal sebagai natrium hidroksida, dapat menyebabkan iritasi kulit dan mata.
  3. Amoniak (NH3): Gas atau larutan amonia dapat menyebabkan iritasi mata, hidung, dan tenggorokan.
  4. Klorin (Cl2): Gas klorin dapat menyebabkan iritasi paru-paru dan saluran pernapasan.
  5. Asam Klorida (HCl): Asam ini dapat menyebabkan iritasi pada kulit, mata, dan saluran pernapasan.
  6. Formaldehida (CH2O): Zat kimia ini dapat menyebabkan iritasi mata, hidung, dan tenggorokan.
  7. Boraks (Na2B4O7·10H2O): Zat ini dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan mata.
  8. Fosgen (COCl2): Gas ini dapat menyebabkan iritasi pada mata dan saluran pernapasan.
  9. Benzin: Senyawa hidrokarbon seperti benzena dalam bensin dapat menyebabkan iritasi dan berpotensi bersifat karsinogenik.
  10. Fosfor Putih (P4): Fosfor putih dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan mata.

Penting untuk selalu membaca label keamanan dan pedoman penggunaan bahan kimia sebelum bekerja dengan bahan-bahan kimia, serta menggunakan perlindungan pribadi yang sesuai untuk mengurangi risiko iritasi atau cedera.

2. Mudah Terbakar

Simbol Bahan Kimia Mudah Terbakar
Simbol Bahan Kimia Mudah Terbakar image via ehs.princeton.edu

Simbol yang menunjukkan bahwa suatu bahan mudah terbakar adalah simbol “GHS02”. Ini juga merupakan bagian dari Sistem Identifikasi dan Penandaan Global (GHS) yang digunakan secara internasional untuk memberikan informasi yang konsisten tentang bahaya bahan kimia.

Simbol “GHS02” menunjukkan bahwa bahan tersebut bersifat mudah terbakar. Bahan kimia dalam kategori ini dapat menyala dengan mudah di bawah kondisi tertentu, seperti ketika terpapar panas, api, atau gesekan. Tanda ini biasanya menandakan adanya risiko kebakaran.

Simbol “GHS02” memiliki gambar api kecil dan sering digunakan untuk mengidentifikasi bahan-bahan yang memiliki sifat mudah terbakar, seperti pelarut organik, minyak, dan sejenisnya.

Jika Anda melihat simbol “GHS02” pada label produk kimia, penting untuk mengambil tindakan pencegahan yang sesuai, seperti menjauhkan bahan tersebut dari sumber panas atau api, serta menghindari kondisi yang dapat menyebabkan kebakaran. Selalu penting untuk mematuhi pedoman keamanan yang tertera pada label dan informasi produk.

Berikut adalah beberapa contoh bahan kimia yang bersifat mudah terbakar:

  1. Eter (diethylether): Sejenis pelarut organik yang sangat mudah terbakar.
  2. Benzin: Campuran hidrokarbon ringan yang biasa digunakan sebagai bahan bakar dan pelarut.
  3. Metanol (CH3OH): Alkohol metil yang dapat terbakar dengan mudah.
  4. Aseton (propanon): Pelarut yang mudah terbakar dan sering digunakan dalam laboratorium.
  5. Minyak Pelumas: Beberapa jenis minyak pelumas dapat memiliki titik nyala rendah, membuatnya mudah terbakar.
  6. Toluen: Pelarut organik yang bersifat mudah terbakar.
  7. Gasoline (bensin): Bahan bakar kendaraan bermotor yang terdiri dari campuran hidrokarbon dan sangat mudah terbakar.
  8. Propana: Gas yang sering digunakan sebagai bahan bakar untuk pemanas dan alat masak, bersifat mudah terbakar.
  9. Hidrogen (H2): Gas yang sangat mudah terbakar dan dapat membentuk campuran yang meledak dengan udara.
  10. Isopropanol: Jenis alkohol yang sering digunakan sebagai pelarut dan bersifat mudah terbakar.

Penting untuk selalu berhati-hati dalam penanganan dan penyimpanan bahan-bahan ini, serta memahami properti kebakaran bahan-bahan kimia tersebut. Langkah-langkah keselamatan seperti menjauhkan bahan tersebut dari sumber panas atau api, menyimpannya di tempat yang baik ventilasi, dan menghindari kondisi yang dapat menyebabkan kebakaran harus diikuti dengan ketat.

3. Beracun

Simbol Bahan Kimia Beracun
Simbol Bahan Kimia Beracun Image via upload.wikimedia.org

Simbol yang menunjukkan bahwa suatu bahan bersifat beracun atau toksik adalah simbol “GHS06” pada label keamanan. Ini adalah salah satu simbol dari Sistem Identifikasi dan Penandaan Global (GHS) yang digunakan secara internasional untuk memberikan informasi yang konsisten tentang bahaya bahan kimia.

Simbol “GHS06” menandakan bahwa bahan tersebut bersifat toksik dan dapat menimbulkan risiko kesehatan jika terpapar, baik melalui kulit, inhalasi, atau kontak lainnya. Simbol ini sering digambarkan sebagai tengkorak atau tulang silang dan digunakan untuk mengidentifikasi bahan-bahan yang memiliki potensi keracunan.

Jika Anda melihat simbol “GHS06” pada label produk kimia, penting untuk mengambil tindakan pencegahan yang sesuai saat menangani atau menggunakan produk tersebut. Termasuk penggunaan perlindungan pribadi seperti sarung tangan dan kacamata pelindung, serta penggunaan bahan kimia di tempat yang berventilasi baik agar risiko paparan dapat diminimalkan.

Berikut adalah beberapa contoh bahan kimia yang bersifat beracun atau toksik:

  1. Mercury (Hg): Logam berat yang dapat menyebabkan keracunan merkuri jika terhirup atau terpapar secara berlebihan.
  2. Arsenik (As): Logam beracun yang dapat ditemukan dalam beberapa senyawa alam dan industri.
  3. Cyanide (CN): Senyawa yang sangat beracun dan dapat menyebabkan keracunan serius.
  4. Lead (Pb): Logam beracun yang dapat menyebabkan keracunan lead jika terakumulasi dalam tubuh.
  5. Asam Sianida (HCN): Senyawa beracun yang dapat menyebabkan keracunan fatal dalam jumlah yang cukup.
  6. Formalin (HCHO): Larutan formaldehida yang digunakan sebagai bahan pengawet dan disinfektan, tetapi dapat beracun jika terhirup atau terpapar secara langsung.
  7. Tembaga Sulfat (CuSO4): Senyawa tembaga yang bersifat beracun dan dapat menyebabkan iritasi.
  8. Sianida Hidrogen (HCN): Gas yang sangat beracun dan dapat menyebabkan keracunan serius.
  9. Benzene (C6H6): Senyawa hidrokarbon yang dapat menyebabkan keracunan dan memiliki potensi karsinogenik.
  10. Botulinum Toxin: Toksin yang dihasilkan oleh bakteri Clostridium botulinum, yang dapat menyebabkan keracunan makanan yang serius.

Perlu diingat bahwa penggunaan dan penanganan bahan kimia beracun harus mematuhi pedoman keamanan yang ketat, dan tindakan pencegahan yang tepat harus diambil untuk melindungi diri sendiri dan orang lain dari paparan yang berbahaya.

4. Sangat Beracun

Simbol Bahan Kimia Sangat Beracun
Simbol Bahan Kimia Sangat Beracun Image via upload.wikimedia.org

Simbol yang menunjukkan bahwa suatu bahan sangat beracun adalah simbol “GHS06” pada label keamanan. Ini adalah salah satu simbol dari Sistem Identifikasi dan Penandaan Global (GHS) yang digunakan secara internasional untuk memberikan informasi konsisten tentang bahaya bahan kimia.

Simbol “GHS06” menandakan bahwa bahan tersebut bersifat sangat beracun dan dapat menimbulkan risiko kesehatan yang serius atau bahkan fatal jika terpapar, baik melalui kulit, inhalasi, atau kontak lainnya. Simbol ini sering digambarkan sebagai tengkorak atau tulang silang dan digunakan untuk mengidentifikasi bahan-bahan yang memiliki potensi keracunan yang sangat tinggi.

Jika Anda melihat simbol “GHS06” pada label produk kimia, penting untuk mengambil langkah-langkah pencegahan yang sangat ketat saat menangani atau menggunakan produk tersebut. Ini mungkin melibatkan penggunaan perlindungan pribadi yang sangat ketat, seperti sarung tangan tahan kimia, kacamata pelindung, dan seragam pelindung. Selain itu, penyimpanan dan penggunaan bahan tersebut harus dilakukan di lingkungan yang sangat terkontrol dan sesuai dengan pedoman keamanan yang ketat.

Beberapa contoh bahan kimia yang bersifat sangat beracun meliputi:

  1. Sarin (C4H10FO2P): Senyawa organofosfat yang digunakan sebagai senjata kimia dan memiliki efek paralisis yang serius.
  2. Ricin: Toksin yang ditemukan dalam biji tanaman kastor (Ricinus communis) dan dapat menyebabkan keracunan fatal jika tertelan atau dihirup.
  3. Polonium-210: Isotop polonium yang sangat beracun dan radioaktif.
  4. Botulinum Toxin: Toksin yang dihasilkan oleh bakteri Clostridium botulinum dan dapat menyebabkan kelumpuhan otot dan kematian.
  5. Tetrodotoksin: Toksin yang ditemukan dalam beberapa jenis ikan buntal dan memiliki efek paralisis yang sangat kuat.
  6. Arsenik (As): Senyawa yang dapat ditemukan dalam beberapa bentuk alam dan industri dan memiliki efek keracunan yang serius.
  7. Mercury (Hg): Logam berat yang dapat menyebabkan keracunan merkuri jika terhirup atau terpapar secara berlebihan.
  8. Plutonium (Pu): Logam berat dan radioaktif yang digunakan dalam pembuatan senjata nuklir.
  9. Paraquat: Herbisida yang sangat beracun dan dapat menyebabkan kerusakan paru-paru dan gagal ginjal.
  10. Bromin (Br2): Gas yang bersifat korosif dan dapat menyebabkan keracunan jika terhirup dalam jumlah besar.

Penting untuk mencatat bahwa penanganan, penyimpanan, dan pembuangan bahan-bahan ini harus dilakukan dengan sangat hati-hati sesuai dengan pedoman keamanan yang ketat. Pada umumnya, bahan-bahan yang sangat beracun adalah bahan-bahan yang memerlukan perhatian khusus dan penanganan oleh para ahli atau personel yang terlatih.

5. Korosif

Simbol Bahan Kimia Korosif
Simbol Bahan Kimia Korosif Image via mysafetysign.com

Simbol yang menunjukkan bahwa suatu bahan bersifat korosif adalah simbol “GHS05” pada label keamanan. Ini adalah salah satu simbol dari Sistem Identifikasi dan Penandaan Global (GHS) yang digunakan secara internasional untuk memberikan informasi konsisten tentang bahaya bahan kimia.

Simbol “GHS05” menandakan bahwa bahan tersebut bersifat korosif, yang berarti bahan tersebut dapat menyebabkan kerusakan serius pada kulit, mata, atau bahan lainnya melalui reaksi kimia, termasuk korosi atau penghancuran jaringan.

Jika Anda melihat simbol “GHS05” pada label produk kimia, penting untuk mengambil tindakan pencegahan yang sesuai saat menangani atau menggunakan produk tersebut. Ini mungkin melibatkan penggunaan perlindungan pribadi seperti sarung tangan tahan korosi, kacamata pelindung, dan seragam pelindung. Selain itu, penyimpanan dan penanganan bahan tersebut harus sesuai dengan pedoman keamanan yang ketat untuk mengurangi risiko paparan dan kerusakan.

Berikut adalah beberapa contoh bahan kimia yang bersifat korosif:

  1. Asam Klorida (HCl): Asam yang dapat menyebabkan korosi pada logam dan kerusakan pada kulit dan mata.
  2. Asam Sulfat (H2SO4): Asam yang sangat korosif dan dapat menyebabkan kerusakan serius pada kulit, mata, dan bahan lainnya.
  3. Natrium Hidroksida (NaOH): Juga dikenal sebagai soda kaustik, zat ini bersifat korosif dan dapat menyebabkan luka bakar pada kulit dan mata.
  4. Hidrogen Fluorida (HF): Gas atau larutan yang bersifat sangat korosif dan dapat menyebabkan luka bakar yang dalam.
  5. Amonium Hidroksida (NH4OH): Larutan amonia yang dapat menyebabkan iritasi dan korosi pada kulit dan mata.
  6. Natrium Hipoklorit (NaClO): Zat pemutih yang dapat menyebabkan korosi dan iritasi pada kulit dan mata.
  7. Nitrat Perak (AgNO3): Senyawa ini dapat menyebabkan korosi dan merupakan bahan kimia yang bersifat oksidatif.
  8. Asam Nitrat (HNO3): Asam yang bersifat korosif dan dapat menyebabkan kerusakan serius pada kulit, mata, dan jaringan tubuh lainnya.
  9. Kalium Hidroksida (KOH): Juga dikenal sebagai potas, larutan ini bersifat korosif dan dapat menyebabkan luka bakar pada kulit dan mata.
  10. Peroksida Hidrogen (H2O2): Senyawa ini bersifat korosif dan oksidatif, dapat menyebabkan iritasi dan luka bakar.

Penting untuk mengambil tindakan pencegahan yang tepat saat menangani atau menggunakan bahan kimia yang bersifat korosif, seperti menggunakan peralatan pelindung diri dan menyimpan bahan-bahan tersebut dengan aman sesuai dengan pedoman keamanan yang berlaku.

6. Oxidizing

Simbol Bahan Kimia Oxidizing
Simbol Bahan Kimia Oxidizing Image via ehs.princeton.edu

Simbol yang menunjukkan bahwa suatu bahan bersifat oksidatif adalah simbol “GHS03” pada label keamanan. Ini adalah salah satu simbol dari Sistem Identifikasi dan Penandaan Global (GHS) yang digunakan secara internasional untuk memberikan informasi yang konsisten tentang bahaya bahan kimia.

Simbol “GHS03” menandakan bahwa bahan tersebut bersifat oksidatif, yang berarti bahan tersebut memiliki potensi untuk memberikan oksigen atau merangsang pembakaran material lain. Bahan kimia oksidatif dapat meningkatkan risiko kebakaran dan dapat meningkatkan intensitasnya.

Simbol “GHS03” sering digambarkan sebagai tanda seru di atas simbol api, menunjukkan sifat pembakaran atau oksidatif dari bahan tersebut.

Jika Anda melihat simbol “GHS03” pada label produk kimia, penting untuk mengambil tindakan pencegahan yang sesuai, seperti menyimpan bahan tersebut jauh dari bahan yang mudah terbakar, memastikan ventilasi yang baik, dan mematuhi pedoman keamanan yang tertera pada label produk.

Berikut adalah beberapa contoh bahan kimia yang bersifat oksidatif:

  1. Peroksida Hidrogen (H2O2): Senyawa ini memiliki potensi oksidatif dan dapat meningkatkan risiko kebakaran.
  2. Klorin (Cl2): Gas klorin bersifat oksidatif dan dapat mendukung pembakaran.
  3. Nitrat Ammonium (NH4NO3): Senyawa ini bersifat oksidatif dan dapat digunakan sebagai bahan peledak.
  4. Kalium Permanganat (KMnO4): Zat ini adalah oksidator yang kuat dan bersifat oksidatif.
  5. Klorat (KClO3): Senyawa ini bersifat oksidatif dan dapat menjadi sumber oksigen dalam pembakaran.
  6. Oksigen (O2): Gas oksigen sendiri adalah oksidator yang sangat kuat, yang mendukung pembakaran.
  7. Perklorat (ClO4): Senyawa ini bersifat oksidatif dan dapat digunakan dalam bahan peledak.
  8. Bromin (Br2): Gas bromin bersifat oksidatif dan dapat mendukung pembakaran.
  9. Fluorin (F2): Gas fluorin adalah oksidator yang sangat kuat dan dapat mendukung pembakaran.
  10. Natrium Klorat (NaClO3): Senyawa ini bersifat oksidatif dan dapat digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk produksi klorin di industri.

Bahan-bahan ini memiliki kemampuan untuk menyediakan oksigen atau meningkatkan reaksi oksidasi, yang dapat berdampak pada risiko kebakaran dan dapat memerlukan perlakuan khusus dalam penyimpanan dan penanganan untuk meminimalkan risiko kecelakaan atau kerusakan.

7. Mudah Meledak

Simbol Bahan Kimia Mudah Meledak
Simbol Bahan Kimia Mudah Meledak Image via ehs.princeton.edu

Simbol yang menunjukkan bahwa suatu bahan mudah meledak adalah simbol “GHS01” pada label keamanan. Ini adalah salah satu simbol dari Sistem Identifikasi dan Penandaan Global (GHS) yang digunakan secara internasional untuk memberikan informasi yang konsisten tentang bahaya bahan kimia.

Simbol “GHS01” menandakan bahwa bahan tersebut memiliki sifat mudah meledak, yang berarti bahan tersebut dapat meledak atau menyebabkan ledakan dalam kondisi tertentu. Simbol ini sering digambarkan sebagai gambar bom atau ledakan.

Bahan kimia yang mudah meledak dapat menjadi sangat berbahaya, dan penanganannya harus dilakukan dengan sangat hati-hati sesuai dengan pedoman keamanan yang ketat. Jika Anda melihat simbol “GHS01” pada label produk kimia, sangat penting untuk mengambil tindakan pencegahan yang ekstra ketat dan mematuhi prosedur keselamatan yang ditetapkan.

Bahan kimia yang mudah meledak cenderung sangat berbahaya dan memerlukan penanganan yang hati-hati. Berikut adalah beberapa contoh bahan kimia yang bersifat mudah meledak:

  1. Nitroglycerin: Senyawa nitrogliserin adalah bahan peledak yang sangat sensitif dan dapat meledak dengan guncangan ringan atau getaran.
  2. Dynamite: Bahan peledak yang umum digunakan, mengandung nitroglycerin dan bahan pengikat untuk membuatnya lebih stabil, tetapi masih bersifat sangat mudah meledak.
  3. TNT (Trinitrotoluene): TNT adalah bahan peledak yang sering digunakan dan memiliki tingkat kestabilan yang lebih tinggi dibandingkan nitroglycerin, tetapi tetap bersifat meledak.
  4. C-4 (Composition 4): Sejenis bahan peledak yang umum digunakan dalam militer, C-4 memiliki kestabilan yang tinggi dan mudah dibentuk untuk berbagai keperluan.
  5. Peroxide Acetone (TATP): Senyawa yang mudah dihasilkan dari bahan yang umum ditemukan seperti aseton dan hidrogen peroksida. TATP bersifat sangat sensitif dan dapat meledak dengan mudah.
  6. Picric Acid (2,4,6-Trinitrophenol): Asam pikrat adalah senyawa yang bersifat sangat mudah meledak dan sering digunakan sebagai bahan peledak sebelum ditemukan bahan yang lebih stabil.
  7. Ammonium Nitrate (NH4NO3): Meskipun digunakan secara luas sebagai pupuk, dalam kondisi tertentu ammonium nitrate dapat menjadi bahan peledak yang sangat berbahaya, seperti yang terjadi dalam beberapa kecelakaan besar.
  8. Mercury Fulminate (Hg(CNO)2): Senyawa ini memiliki sifat eksplosif dan pernah digunakan sebagai inisiator peledak dalam kapsul tembak dan petasan.

Penting untuk dicatat bahwa bahan-bahan ini memiliki potensi kebahayaan yang sangat tinggi dan penggunaannya harus sesuai dengan peraturan dan pedoman yang ketat. Penanganan, penyimpanan, dan transportasi harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan oleh individu yang terlatih.

8. Radioaktif

Simbol Bahan Kimia Radioaktif
Simbol Bahan Kimia Radioaktif Image via upload.wikimedia.org

Simbol yang menunjukkan keberadaan radioaktivitas pada suatu bahan adalah simbol “ionizing radiation” (radiasi ionisasi). Simbol ini tidak selalu sama di seluruh dunia, tetapi simbol yang umum digunakan adalah gambar tiga segi yang melingkar di sekitar simbol radioaktif atau tanda zat radioaktif.

Dalam Sistem Identifikasi dan Penandaan Global (GHS), simbol untuk bahan kimia radioaktif dapat ditemukan dalam kategori “GHS09”. Pada label GHS, simbol ini sering ditandai dengan simbol segitiga berwarna hitam dengan warna latar belakang kuning atau kuning-orange, dan ada gambar segitiga yang melingkari simbol radioaktif di dalamnya.

Penting untuk diingat bahwa ketika Anda melihat simbol radioaktif, itu menandakan bahwa bahan tersebut menghasilkan radiasi ionisasi yang dapat berpotensi merusak sel-sel hidup dan material di sekitarnya. Penggunaan bahan radioaktif memerlukan penanganan khusus dan harus dilakukan sesuai dengan peraturan keselamatan radiasi yang berlaku.

Bahan kimia radioaktif adalah bahan yang menghasilkan radiasi ionisasi. Berikut adalah beberapa contoh bahan kimia yang bersifat radioaktif:

  1. Uranium (U): Uranium adalah unsur radioaktif yang banyak digunakan sebagai bahan bakar dalam reaktor nuklir.
  2. Plutonium (Pu): Plutonium adalah unsur buatan manusia yang bersifat radioaktif dan juga digunakan sebagai bahan bakar nuklir.
  3. Radium (Ra): Radium adalah unsur radioaktif yang ditemukan dalam beberapa jenis batuan.
  4. Polonium (Po): Polonium adalah unsur radioaktif yang dapat ditemukan dalam beberapa mineral uranium.
  5. Cesium-137 (Cs-137): Isotop radioaktif cesium yang dihasilkan sebagai produk sampingan reaksi nuklir.
  6. Iodium-131 (I-131): Isotop iodium radioaktif yang digunakan dalam pengobatan dan dapat dihasilkan sebagai produk sampingan dalam reaktor nuklir.
  7. Thorium (Th: Thorium adalah unsur radioaktif yang digunakan dalam beberapa reaktor nuklir.
  8. Strontium-90 (Sr-90): Isotop radioaktif stronsium yang dihasilkan sebagai produk sampingan reaksi nuklir.
  9. Kobalt-60 (Co-60): Isotop kobalt radioaktif yang digunakan dalam radioterapi dan sterilisasi.
  10. Americium-241 (Am-241): Isotop americium yang digunakan dalam detektor asap dan alat-alat pengukur kelembaban, dan juga dapat ditemukan dalam sampah nuklir.

Penting untuk mencatat bahwa penanganan, penyimpanan, dan pembuangan bahan-bahan radioaktif harus mematuhi peraturan dan pedoman keselamatan nuklir yang ketat untuk melindungi manusia dan lingkungan dari risiko radiasi.

9. Health Hazard

Simbol Bahan Kimia Health Hazard
Simbol Bahan Kimia Health Hazard Image via ehs.princeton.edu

Simbol yang menunjukkan bahwa suatu bahan dapat menimbulkan bahaya kesehatan adalah simbol “GHS08” pada label keamanan. Ini adalah salah satu simbol dari Sistem Identifikasi dan Penandaan Global (GHS) yang digunakan secara internasional untuk memberikan informasi yang konsisten tentang bahaya bahan kimia.

Simbol “GHS08” menandakan bahwa bahan tersebut dapat menimbulkan bahaya kesehatan, seperti racun atau potensi karsinogenik. Pada label GHS, simbol ini sering ditandai dengan gambar tengkorak atau tulang silang di dalam segitiga warna merah.

Jika Anda melihat simbol “GHS08” pada label produk kimia, itu menandakan bahwa bahan tersebut dapat menimbulkan risiko kesehatan yang serius, dan langkah-langkah pencegahan khusus mungkin diperlukan saat menangani atau menggunakan produk tersebut. Perhatian ekstra dan penggunaan perlindungan pribadi, seperti sarung tangan dan kacamata pelindung, mungkin diperlukan sesuai dengan sifat bahaya kesehatan yang terkait dengan bahan tersebut.

Berikut adalah beberapa contoh bahan kimia yang bersifat health hazard, yang dapat menimbulkan risiko kesehatan pada manusia:

  1. Benzene: Senyawa hidrokarbon aromatik yang bersifat karsinogenik dan dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti leukemia.
  2. Asam Klorida (HCl): Asam ini bersifat korosif dan dapat menyebabkan iritasi pada mata, hidung, dan saluran pernapasan.
  3. Mercury (Hg): Logam berat yang bersifat toksik dan dapat menyebabkan keracunan merkuri dengan dampak serius pada sistem saraf.
  4. Asbes (Asbestos): Serat mineral yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk asbestosis dan kanker paru-paru.
  5. Formaldehida (CH2O): Senyawa ini dapat menyebabkan iritasi mata, hidung, dan tenggorokan, serta dianggap sebagai karsinogen.
  6. Klorin (Cl2): Gas ini bersifat korosif dan dapat menyebabkan iritasi pada mata dan saluran pernapasan.
  7. Arsenik (As): Logam beracun yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk keracunan akut dan kronis.
  8. Toluen: Pelarut organik yang dapat menyebabkan iritasi mata dan saluran pernapasan, serta berdampak pada sistem saraf.
  9. Plumbum (Pb, timbal): Logam berat yang dapat menyebabkan keracunan timbal dengan dampak serius pada sistem saraf dan organ internal.
  10. Vinil Klorida (C2H3Cl): Senyawa ini dapat menyebabkan iritasi mata, hidung, dan tenggorokan, serta berpotensi karsinogenik.

Penting untuk selalu membaca label keamanan dan memahami bahaya yang terkait dengan bahan kimia tertentu, serta mengambil langkah-langkah pencegahan yang sesuai untuk melindungi diri sendiri dan orang lain saat berurusan dengan bahan-bahan ini.

10. Environmental Hazard

Simbol Bahan Kimia Environmental Hazard
Simbol Bahan Kimia Environmental Hazard Image via upload.wikimedia.org

Simbol yang menunjukkan bahwa suatu bahan dapat menimbulkan bahaya terhadap lingkungan adalah simbol “GHS09” pada label keamanan. Ini adalah salah satu simbol dari Sistem Identifikasi dan Penandaan Global (GHS) yang digunakan secara internasional untuk memberikan informasi konsisten tentang bahaya bahan kimia.

Simbol “GHS09” menandakan bahwa bahan tersebut dapat menimbulkan bahaya terhadap lingkungan, seperti dampak negatif pada ekosistem air atau tanah. Pada label GHS, simbol ini sering ditandai dengan gambar pohon atau dunia yang dilingkari oleh segitiga berwarna biru.

Jika Anda melihat simbol “GHS09” pada label produk kimia, itu menandakan bahwa bahan tersebut dapat merusak lingkungan, dan tindakan pencegahan atau penanganan khusus mungkin diperlukan untuk mengurangi dampak negatifnya. Pemilihan, penggunaan, dan pembuangan bahan harus mematuhi peraturan lingkungan yang berlaku untuk melindungi ekosistem.

Berikut adalah beberapa contoh bahan kimia yang bersifat environmental hazard, yang dapat menimbulkan dampak negatif pada lingkungan:

  1. Pestisida Organoklorin (contohnya DDT): Pestisida yang sudah dilarang sebagian besar karena sifatnya yang persisten dan dapat merusak lingkungan serta menyebabkan bioakumulasi.
  2. Mercury (Hg): Logam berat yang dapat mencemari ekosistem air dan berdampak pada organisme, terutama dalam bentuk metilmerkuri yang bersifat toksik.
  3. Chlorofluorocarbons (CFCs): Senyawa ini pernah digunakan sebagai refrigeran dan aerosol, tetapi dilarang karena menyebabkan penipisan lapisan ozon di atmosfer.
  4. Minyak Bumi dan Derivatifnya: Tumpahan minyak, baik yang disebabkan oleh aktivitas manusia maupun bencana alam, dapat menyebabkan kerusakan ekosistem perairan dan pesisir.
  5. Asam Sulfat (H2SO4): Asam ini, jika tumpah atau bocor, dapat mencemari tanah dan air, menyebabkan kerusakan pada lingkungan.
  6. Herbisida Atrazin: Herbisida ini dapat mencemari air tanah dan berdampak pada organisme air.
  7. Polychlorinated Biphenyls (PCBs): Senyawa ini digunakan dalam industri elektronik dan isolasi, tetapi dilarang karena bersifat persisten, dapat mengakumulasi dalam lingkungan, dan bersifat karsinogenik.
  8. Timbal (Pb): Logam berat ini dapat mencemari tanah dan air, dengan dampak serius pada organisme dan ekosistem.
  9. Hidrokarbon Aromatik Polisiklik (PAHs): Senyawa ini dapat dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar fosil dan limbah industri, dan dapat menyebabkan polusi tanah dan air.
  10. Ammonium Nitrat (NH4NO3): Meskipun digunakan sebagai pupuk, ammonium nitrat dapat menyebabkan pencemaran air dan dapat berkontribusi pada eutrofikasi.

Penting untuk mengelola dan mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya serta melaksanakan praktik yang ramah lingkungan untuk melindungi ekosistem dan keseimbangan lingkungan.

Harap diingat bahwa simbol-simbol ini biasanya digunakan bersama dengan frasa peringatan dan informasi tambahan pada label produk kimia untuk memberikan informasi yang lebih lengkap tentang sifat dan bahaya bahan tersebut. Selalu penting untuk membaca dan memahami label keamanan sebelum menggunakan atau mengelola bahan kimia apa pun