4 Teori Dinamika Sosial

Dinamika sosial telah menciptakan peluang dan tantangan kehidupan masyarakat, ada yang mampu beradaptasi, ada yang bertahan, ada yang menghindar, ada yang melawan dan ada pula yang menyerah. Setidaknya terdapat 4 teori tentang dinamika sosial yang akan kita bahas berikut ini.

1. Teori Evolusi (Evolusionary Theory)

Teori evolusi diilhami oleh pemikir-pemikiran Darwin, Herbert Spencer, Emile Durkheim dan Ferdinand Tonnies. Teori evolu menyatakan bahwa:

  1. Masyarakat berubah dari tingkat peradaban sederhana ke tingkat peradaban yang lebih kompleks.
  2. Pembagian kerja didasarkan pada aspek senioritas bukan pada aspek kompetensi personal
  3. Tonnies berasumsi bahwa perubahan selalu linier dalam arti perubahan pasti berjalan mengarah pada pola-pola kehidupan yang lebih ideal.

2. Teori Konflik (Conflict Theory)

Konflik dalam Lingkungan Kerja
Konflik dalam Lingkungan Kerja Image via fellow.app

Teori konflik antar kelas sosial merupakan konflik yang terjadi akibat adanya ketidaksetaraan kelas dalam sistem kapitalisme, yaitu adanya kelas para pemilik faktor produksi dan kaum buruh. Teori ini banyak diilhami oleh pandangan-pandangan Karl Max, Frederict Engle dan Ralf Dahrendorft. Menurut teori konflik:

  1. Sumber perubahan adalah dualisme kelas sosial Borjuis dan Proletar yang selalu bertentangan karena ketidakadilan dalam pembagian keuntungan, dimana kelompok proletar selalu berada dalam pihak yang menderita, sebab eksploitasi kaum Borjuis.
  2. Gejala ini menjadi pemicu klonflik sosial dalam wujud revolusi sosial yang akhir dari perubahan adalah kehidupan sosial tanpa kelas, dengan pola-pola pembagian yang sama rata, dimana peran negara sudah tidak diperlukan lagi.

3. Teori Fungsionalis (Functionalist Theory) 

Teori Fungsionalis
Teori Fungsionalis Image via stride.com.au

Perubahan sosial merupakan dampak ketidakpuasan masyarakat karena kondisi sosial yang berlaku dapat mempengaruhi pribadi masyarakat. Menurut William Ogburn penyebab dari perubahan adalah adanya ketidakpuasan masyarakat karena kondisi sosial yang berlaku pada masa tersebut yang mempengaruhi pribadi mereka.

Meskipun unsur-unsur sosial satu sama lain terdapat hubungan yang berkesinambungan, namun dalam perubahan ternyata masih ada sebagian yang mengalami perubahan tetapi sebagian yang lain masih dalam keadaan tetap (statis).

Setiap perubahan tidak selalu membawa perubahan pada semua unsur sosial, sebab masih ada sebagian yang tidak ikut berubah. Perubahan tehnologi akan berjalan lebih cepat dibanding dengan perubahan pada perubahan budaya, pemikiran, kepercayaan, nilai-nilai, norma-norma yang menjadi alat untuk mengaru kehidupan manusia.

4. Teori Siklus (Cyclical Theory) 

Teori Siklus
Teori Siklus Image via betterup.com

Perubahan sosial bagaikan roda yang sedang berputar, yang artinya perputaran jaman merupakan sesuatu hal yang tidak dapat dielak oleh siapapun dan tidak dapat dikendalikan oleh siapapun.

Arnold Toynbee dan Ibnu Khaldun mengungkapkan bahwa kebangkitan dan kemunduran peradaban suatu bangsa memiliki hubungan korelasional antara satu dengan lainnya, yaitu tantangan dan tanggapan (challenge and response). 

Jika kehidupan masyarakat mampu merespon tentang kehidupan, maka ia akan mengalami perkembangan dan kemajuan, tetapi jika ia tidak memiliki kemampuan merespon tantangan maka ia akan mengalami kemunduran.

Oswald Spengler berpendapat bahwa setiap masyarakat akan senantian berkembang melalui empat tahapan, yaitu: masa kanak-kanak, remaja, dewasa, dan masa tua.